Scroll Untuk Melanjutkan Membaca
KESEHATAN

Gejala Baru Pasien Terkonfirmasi Positif Covid-19 Hilang Indera Penciuman dan Perasa

×

Gejala Baru Pasien Terkonfirmasi Positif Covid-19 Hilang Indera Penciuman dan Perasa

Sebarkan artikel ini
Foto Redaksi
Foto Redaksi

PJ. MAJALENGKA – Gejala Covid-19 di Kabupaten Majalengka saat ini lebih didominasi kehilangan indera penciuman dan perasa daripada batuk disertai demam serta sesak nafas yang pada umumnya terjadi bagi pasien yang terkonfirmasi positif.

Penegasan itu disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Majalengka H Alimudin, Sabtu (28/11/2020). Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ini, hilangnya indera penciuman itu dari informasi yang diperolehnya dan berdasarkan data terbaru dari para peneliti di Pusat Statistik Nasional Inggris, yang melacak statistik terkait gejala yang ditimbulkan akibat infeksi virus corona.

“Banyak orang berpikir bahwa gejala seperti demam dan batuk kering merupakan salah satu tanda peringatan paling umum akan keberadaan virus, tapi dari data menunjukkan justru hilangnya indera penciuman dan perasa lebih sering dilaporkan pada pasien Covid-19 di semua umur,”paparnya.

Dikatakan dia, sebanyak 20-40 persen pasien berusia 35 tahun ke atas mengalami kehilangan indera penciuman dan perasa. Hanya 15-25 persen yang mengalami demam pada kelompok yang sama. Sementara gejala batuk justru hanya dialami oleh sebanyak 13-18 persen pasien.

“Kalau pada kelompok usia yang lebih muda, sebanyak 60 persen mengalami kehilangan indera penciuman dan perasa. Hanya 15-25 persen yang melaporkan demam, dan kurang dari 10 persen yang melaporkan batuk,”paparnya.

Dikatakannya, sejumlah studi telah lebih dulu menemukan bahwa anosmia atau hilangnya kemampuan indera penciuman menjadi salah satu gejala khas pada infeksi virus corona. Virus disebut menyerang indera penciuman dan memblokir fungsi vitalnya untuk sementara.

“Anosmia tak hanya terjadi pada pasien yang bergejala, tapi juga dialami oleh kelompok asimptomatik atau tidak bergejala. Pada Covid-19, anosmia umumnya terjadi tanpa diiringi gejala hidung tersumbat,”paparnya.

BACA JUGA :  Pemerintah Persilahkan Daerah Ajukan PSBB

Tak cuma itu, peneliti juga mengatakan bahwa anosmia kemungkinan bisa menjadi salah satu patokan untuk mendeteksi dini keberadaan virus corona.

Bupati Majalengka H Karna Sobahi menjelaskan, dari laporan yang diterimannya, jika saat ini kasus terkonfirmasi sebagian besar penularan berasal dari Orang Tanpa Gejala (OTG).

“Sebagian besar dari kasus yang kita temukan dan kemudian positif pada kontak tracing adalah kasus yang tanpa gejala, atau dengan gejala yang minimal yang dipersepsikan, bahwa yang bersangkutan tidak mengalami sakit apa pun,” ungkapnya.

Pengungkapan kasus positif OTG tersebut berdasarkan hasil tracing yang dilakukan secara agresif untuk menemukan kasus baru, sehingga penanganan dan untuk menghentikan laju penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat dilakukan.

Adapun tracing secara agresif tersebut dilaksanakan oleh pihaknya, bahwa sumber penularan yang ada di masyarakat harus dicari.

“Yaitu dengan melakukan kontak tracing dan kemudian melakukan pemeriksaan,” jelasnya.

Menurutnya, para OTG dalam kasus ini harus segera mendapatkan edukasi yang benar, untuk kemudian dapat melaksanakan isolasi secara mandiri. Sebab, mereka dapat berpotensi menyebarkan virus lebih luas lagi apabila masih bersinggungan dengan orang lain.

“Karena kalau tidak, ini akan menjadi sumber penularan yang ada di tengah masyarakat,” tuturnya.

Dia kembali mengingatkan bahwa bagi kasus-kasus tanpa gejala yang sudah terkonfirmasi positif dari pemeriksaan PCR atau melalui TCM, agar melaksanakan dan mematuhi protokol isolasi mandiri yang ketat. (Sul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: POTRETJABAR.COM