PJ. BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi mulai beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru alias new normal pada hari ini dengan mengizinkan salat Jumat di 50 kelurahan. Kota Bekasi mengklaim telah berhasil mengendalikan penyebaran virus corona Covid-19 di wilayahnya.
Lantaran reproduksi virus corona di daerahnya rendah, pemerintah berani lebih awal memberlakukan tatanan kehidupan baru alias new normal. “Ini atas kesadaran bersama, terus yang paling penting adalah berkenaan dengan alat kesehatan,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, dilansir tempo.co Jumat, (29/05/20).
Rahmat Effendi mengatakan, semenjak wabah coronamelanda Indonesia, pemerintah daerah segera menetapkan status darurat bencana. Kebijakan karantina kemanusiaan telah diberlakukan sebelum ditetapkan menjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Kita punya alat PCR ada 2 di RSUD dan di Dinas Kesehatan, kemudian ada rapid test sampai 20 ribu, kemudian reagen kit (alat untuk memeriksa spesimen dengan PCR) ada 15 ribu,” kata dia.
Lewat alat itulah, Rahmat mengatakan pemerintah daerah dengan cepat memetakan penyebaran virus corona di wilayahnya. Kasus-kasus baru mulai terdeteksi, sehingga berpengaruh terhadap orang berstatus pantauan maupun pasien pengawasan.
“Di situlah kekuatannya,” kata dia.
Merujuk pada keberhasilan Korea Selatan dalam mengendalikan penyebaran virus corona yaitu tes massal sebanyak 0,6 persen warganya. Di Kota Bekasi, Rahmat mengatakan sudah lebih dari 0,6 persen.
Berdasarkan data terkini, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi sebanyak 298, rinciannya 253 dinyatakan sembuh, 31 meninggal, dan 13 orang masih dalam perawatan medis di rumah sakit. Pemerintah menyebut ada 50 dari 56 kelurahan sudah zona hijau.
Pemerintah Kota Bekasi optimistis tidak terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 ketika diberlakukan new normal. Sebab, pemerintah telah memiliki peta sebaran kasus yang didukung dengan infrastuktur kesehatan. “Kalau ada (lonjakan) nggak masalah, nggak perlu ada yang ditakutkan lagi sekarang,” katanya. (*/PJ).