PJ. BEKASI – Sebagai daerah yang memiliki kawasan Industri terbesar se-Asia Tenggara, Kabupaten Bekasi memiliki anggaran 6,35 Triliun pada APBD tahun 2020, namun wargannya masih saja hidup dalam garis kemiskinan.
Kehadiran peranan Pemerintah Kabupaten Bekasi masih belum dirasakan Nenek Runah, warga Kampung Rawa Keladi Desa Sukamurni Kecamatan Sukakarya.
Menempati gubuk reot dari bambu berukuran tiga kali empat meter beratapkan genteng yang sudah bocor dan berlantaikan tanah, sang nenek tua berisi 80 tahun tinggal sendirian setelah ditinggalkan sang kake beberapa tahun lalu.
Program Rutilahu yang digadang gadang Pemkab Bekasi ternyata tidak berpihak padanya, semua itu lantaran sang nenek tinggal di bantaran kali Cikarang namun apa boleh buat karenanya nenek Runah tidak memiliki tanah milik.
“Kan sudah lama tinggal disini (bantaran kali), gak punya tanah pribadi mah, “ucap Nenek Runah saat ditemui dikediamannya.
Nenek runah bercerita, jika hujan terkadang atap ada yang bocor, si nenek juga memperlihatkan peralatan dapur yang sudah tua dan rusak yang harus tetap di pergunakan.
“Kalau untuk makan, nenek akan masak jika masih ada beras dari hasil pemberian,”ucapnya dengan nada redah.
Selain Nenek Runah, belum lama ini rumah pasangan Suleman dan Ijah warga Kampung Blokang rt 04/06 Desa Karang Anyar Kecamatan Karangbahagia Kabupaten Bekasi ambruk rata dengan tanah, beruntung tidak menelan korban.
Menurut keterangan yang dihimpun, Kejadian itu terjadi pada hari Sabtu (02/02/20) Jam 2 malam, pada saat itu dalam keadaan hujan dan sang pemilik sedang tidak di rumah, awalnya pada bagian belakang rumah yang ambruk terlebih dahulu berselang tidak lama dibagian yang lain ikut roboh semua, hanya tersisa lemari tempat pakaiannya.
Roboh rumah itu, lantaran kondisinya yang memang sudah rapuh, dengan penghasilan yang tak menentu Soleman tidak mampu untuk memperbaiki rumahya, pasalnya Ia hanya bekerja sebagai kuli serabutan. Saat ini Soleman beserta Istri mengungsi ke rumah sanak saudaranya.
Kendati mempunyai APBD triliunan dan hampir setiap tahunnya SILPA hingga ratusan miliar, namun warga Kabupaten Bekasi masih saja banyak hidup dalam garis kemiskinan. (Rom).