Scroll Untuk Melanjutkan Membaca
BEKASI

Kompensasi Tak Diberi PT. Pertamina Disebut Pembohong

×

Kompensasi Tak Diberi PT. Pertamina Disebut Pembohong

Sebarkan artikel ini

PJ. BEKASI –  PT. Pertamina sebagai Perusahaan milik BUMN rupanya sudah berhasil bohongi warga Desa Lenggangsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, hal itu terkuak lantaran PT Pertamina bakal beri Konpensasi kepada warga sebagai pengganti dari dampak pemasangan pipa namun hingga selesai pekerjaan kompensasi yang dijanjikan itu tak kunjung diberikan.

Pegawai Desa Lenggangsari Suharto membeberkan, Ia berujar kepada potretjabar.com, bahwa dampak dari pelaksanaan pemasangan pipanisasi milik PT. Pertamina yang melintasi wilayahnya sangat dirasakan dampaknya, terlebih pipa tersebut diketahui sering mengalami kebocoran sehingga membuat warga sekitar resah.

Kendati begitu kata Ia, pihak PT. Pertamina melalui humasnya akan memberikan konpensasi kepada warga sekitar, sialnya  sampai pekerjaan itu selesai pihak Pertamina tak kunjung memberikan.

“Kerjaan sudah kelar tapi belum ada kompensasi dengan tidak melaksanakan kesepakatan bersama, saya diminta bikin proposal yang sudah disepakati bersama, pekerjaan sudah selesai akan tetapi pihak Pertamina malah menginkari dengan mengirim peruntukan yang tidak sesuai dengan proposal yang sudah di sepakati bersama waktu di forum.” Ujar Suharto dengan nada geram Senin (30/08/20).

“Saya kecewa merasa dibohongi oleh pihak humas Pertamina, karena di dalam proposal tersebut tertuang apah yang di butuhkan masyarakat lenggahsari, karena masyarakat kita sangat membutuhkanya.” tambahnya.

Sebelumnya ucap Ia, PT. Pertamina sudah ada kesepakatan terkait pemasangan dan kompensasi kepada masyarakat dengan mengajukan usulan berbentuk proposal setelah disepakati oleh pihak Pertamina melalui humas, dengan di arahkan atau ditunjukan ke Pertamina UPJ tambun, akan tetapi sampai pekerjaan selesai, proposal tersebut tidak digubris.

Padahal pemasangan pipa itu lanjut Ia, sempat mengejutkan warga Kampung penyambungan RT 11/RW 04 Desa Lenggangsari Kecamatan Cabangbungin, sebab dalam satu tahun terjadi empat kali kebocoran.

Selain pegawai desa setempat, keluhan juga diu gkapkan Ketua Gapoktan Lenggangsari ,Tabroni (42). Ia mengatakan, kebocoran pipa itu sempat terjadi di areal persawahan warga yang mengeluarkan bau gas, insiden itu tentu membuat para petani panik, takut terjadi seperti lumpur lapindo di Sidoarjo.

Ia menilai pada saat pemasangan pipanya,  pekerja dari Pertamina terlalu ceroboh mulai dari kedalaman pipa yang menurut Ia pipa yang dipendam kurang dalam.

“Pemasangan pipa tidak di pendam ,akibat sering terjadi bocor,satu karena mungkin sudah tua,karena mungkin karena jalur pipa yang tidak lurus,ya kalo sya analisa karena pemasangannya yang ceroboh.”ucapnya.

Yang lebih mengecewakan lagi masih kata Ia, pemasangan patok atau pembatas dari Pertamina tidak ada Musyawarah lagi dan pekerjaannya seakan seperti maling dengan cara sembunyi – sembunyi.

BACA JUGA :  Beraksi Udah Lima Tahun Baru Ketahuan Dokter Gadungan

“Pematokan tidak di musyawarahkan, tau tau patok sudah berdiri, paling tidak harus berkoordinasi kepada yang di wilayah, intinya saya sangat kecewa kepada pihak humas, karena sudah ada perjanjian tapi pada saat pelaksanaan secara sembunyi – sesembunyi,” kelekarnya.

Diketahui sebelumnya, pipa PT. Pertamina bocor pada Rabu (01/07/20), seperti yang diungkapkan Ketua RW Desa Lenggahsari Marsim, kata Ia pipa milik PT. Pertamina EP yang melintasi di wilayahnya Rabu (01/07) kemarin kembali bocor dan menimbulkan bau gas yang menyengat. Kejadian pipa bocor bukan cuma kali ini saja, kata dia dalam kurun tujuh bulan kebelakang sudah mengalami dia kali kebocoran.

Kejadian seperti ini kata Marsim, membuat warga sekitar resah lantaran takut melintasi lintasinya, terlebih titik lokasi bocor ada di areal persawahan yang menjadi mayoritas usaha warga sekitar sebagai petani.

“Benar dalam tujuh bulan ini sudah dua kali mengalami kebocoran, saya sebagai masyarakat resah,dan warga juga yang mau pergi ke sawah juga resah karena ada kebocoran seperti ituh, dia takut mabok”kata RW Marsim kepada potretjabar.com.

Sebagai ketua RW lanjut Ia, pihaknya menuntut agar kejadian pipa bocor seperti ini tidak terulang kembali karenanya PT. Pertamina EP meski rajin cek kondisi pipanya yang melintasi Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin.

“Yang penting sama-sama enak, Saya mohon dari pihak Pertamina rutin setiap bulan atau satu Minggu, ada pengecekan areal pipa ini, selama ini belum ada pengecekan sekali dari pihak Pertamina, “ungkapnya.

Sebelumnya, pipa bocor itu pertamakali ditemukan oleh Nenek Tarsih salah seorang warga sekitar, kata Ia disaat dirinya sedang menggembala kambingnya di areal persawahan, kemudian tercium bau gas.

Setelah ditelusuri rupanya bau gas itu berasal dari pipa gas yang bocor, keberadaan pipa bocor itu ada di areal persawahan tempat kambing Nenek Tarsih, dengan terkejut nNenek Tarsih berlari alias ngacir.

“Takut aye lagi giring kambing ampe lari ngacir orang ituh berbunyi ini bau gas ilok ada orang masak di sawah terus lari ayeh, secepatnya lah aye minta didandanin jangan ampe begituh, kalau meleduk nanti kebawa lagi, ” ujar Nenek Tarsih warga sekitar Rabu kemarin (01/07/20)

Berselang satu hari kemudian, tim teknisi dari PT Pertamina Ilham Munandar baru meninjau lokasi pipa bocor tersebut, Ia pun tidak banyak menerangkan soal pipa bocor tersebut

“Saya orang kerja, saya gak tau, yang tau itu orang oprasi , saya hanya teknisi, kalau disuruh kesini ya saya kesini,”kata Ilham dilokasi. (Ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: POTRETJABAR.COM