PJ.BEKASI – Proyek pemasangan dan penyambungan pipa Jaringan Distribusi Utama (JDU) air minum yang dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi di sepanjang jalan Diponegoro, Tambun Selatan, terkesan “kejar tayang” direksi demi terwujudnya target pembangunan berkelanjutan sustainable development goals (SDGs).
Demikian hal itu diutarakan pendiri LSM Jendela Komunikasi (Jeko) yang sering disapa Bob kepada potrerjabar.com.
“Ya, sepertinya. Proyek pemasangan dan penyambungan pipa JDU itu hanya untuk kejar target dari Millenium Development Goals (MDGs) menuju SDGs,” kata Bob, Minggu (18/06/23).
Disebutkan Bob, apabila ada proyek pemasangan dan penyambungan pipa JDU, pada umumnya harus dan wajib Break Even Point (BEP).
Alasannya, sudah diperhitungkan dengan cermat. Namun yang terjadi, sebaliknya, panjang proyek pemasangan dan penyambungan pipa JDU itu kurang lebih 1,5 kilometer.
“Coba lihat dan simak. Realisasi jumlah konsumen atau pelanggan dari proyek JDU di jalur Jalan Raya Tegal Gede – Cibarusah. Ini kan, patut dipertanyakan sebab anggaran JDU itu dari penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Bekasi, senilai Rp 75 miliar,” tutur Bob.
Jangan- jangan lanjut Bob, proyek galian pemasangan dan penyambunga pipa JDU air minum yang dilakukan PDAM Tirta Bhagasasi disepanjang Jln. Diponegoro, Tambun Selatan, belum jelas siapa dan berapa jumlah konsumen dan pelanggan atau perusahaan yang akan memperoleh manfaat dari JDU tersebut.
“Bagaimana dapat mewujudkan manajemen perusahaan yang efektif, transparan dan akuntabel, jika dalam pekerjaan JDU itu hanya ada tulisan “hati-hati ada galian pipa PDAM Kab.Bekasi” kontrol atau pengawas masyarakat itu diperlukan,” tuturnya.
Selain itu, Bob juga membeberkan, sejak ditetapkannya program MDGs tahun 2016 lalu. Bahwa setiap daerah dalam pelayanan air bersih harus mencapai 60 persen.
Menurutnya, yang terjadi hingga sekarang Direksi PDAM Tirta Bhagasasi baru mencapai 40 persen. Lantas, bagaimana mau tercapai target SDGs.
Untuk itu, Bob juga mengingatkan kepada pemilik usaha (Owner) dalam hal ini, Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan harus segera mengevaluasi kinerja direksi.
“Alasannya, “kejar tayang” direksi dalam mewujudkan target pembangunan berkelanjutan SDGs hanya sebuah Lip Service,”pungkasnya.(red)
Tidak ada komentar