PJ. BEKASI – Menanggapi kritikan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Bekasi (Kapemasi) Bandung, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi M Nuh menilai di usia ke 70 tahun dunia pendidikan di Kabupaten Bekasi masih jauh dari harapan masyarakat, mulai dari sarana dan prasarana nya juga penunjang kesejahteraan pengajarnya.
Kritikan yang diutarakan Ketua Umum Kapemasi Bandung Masa Juang 2019-2021, Hildan Aulia Rachmansyah, menilai dengan umurĀ yang sudah ke 70 tahun Kabupaten Bekasi sudah tidak muda lagi harusnya dalam perayaanya bukan hanya sebatas formalitas perayaan, tetapi harus ada bukti terjun untuk menjalankan harapan masyarakat Kabupaten Bekasi khususnya di bidang pendidikan dan penanaman pengenalan Kebudayaan Bekasi.
“Di usia ke 70 tahun kami ingin pengenalan sejarah dan budaya Bekasi masuk dalam kurikulum pembelajaran agar anak muda Bekasi sadar akan jati dirinya, “ujar Ketua Umum Kapemasi Bandung Masa Juang 2019-2021, Hildan Aulia Rachmansyah”
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi M Nuh, mengapresiasi masukan dari mahasiswa Kapemasi ini, kata Ia kritikan dan masukan Kapemasi perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Diakuinya dunia pendidikan di Kabupaten Bekasi masih butuh perbaikan mulai dari sarana dan prasarana juga para pengajar agar dapat melahirkan siswa yang berkwalitas dan dapat bersaing dalam menghadapi persaingan global.
“Saya setuju dengan pandangan dari Kapemasi. Paling tidak pandangan dari sisi pendidikan yang tidak terlalu terperhatikan ini memang menurut saya perlu disampaikan kepada pemerintahan Kabupaten Bekasi supaya pasilitas, sarana belajar, anggaran dan juga kwalitas pengajar guru menjadi meningkat yang akan berdampak pada kwalitas siswa Bekasi, “kata M Nuh kepada potretjabar.com saat dihubungi.
Kemudian lanjut Ia, tentang ada muatan sejarah Kabupaten Bekasi dalam dunia pendidikan khusunya di Kabupaten Bekasi sangat perlu, hal itu dapat membangkitkan patriotisme jati diri Kabupaten Bekasi.
“Sangat bagus sebab yang namanya sejarah bisa membangkitkan rasa semangat, bisa membangkitkan rasa patriotisme yang ini sebenarnya luput ditanamkan pada remaja pada pelajar dan sehingga kita lihat banyak pelajar yang tidak kenal jati dirinya karena tidak tahu tidak bangga dengan sejarah nenek moyangnya, “ungkapnya.
Menurut M Nuh, Kabupaten Bekasi dengan usia yang ke 70 tahun sejauh ini belum terpikir akan adanya sekolah tinggi atau universitas negeri, sebagai daerah dengan jumlah penduduk hingga 3 juta jiwa dengan ditambah banyaknya SMA di Kabupaten Bekasi sejatinya sudah dapat memiliki sekolah tinggi atau universitas padahal dengan adanya Universitas dapat membawa brending Kabupaten Bekasi.
“Bagus juga Kabupaten Bekasi punya Universitas, apa lagi dengan banyaknya aset aset Kabupaten Bekasi termasuk ada di Kota Bekasi, bisa juga Kabupaten Bekasi membentuk lembaga usaha berbentuk Universitas, seperti Bandung kan dikenal karena ITB nya, ” tukasnya. (Fah/red)