PJ. BEKASI – Islamic Centre Kota Bekasi menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Kota Bekasi, lantaran Kawasan yang di inisiasi oleh Pahlawan Nasional K.H Noer Ali ini dianggap semakin menjauh dari tujuan dan cita-cita awal para pendirinya.
Kawasan tersebut mulai di bangun pada tanggal 10 Juli 1990, upaya dan keseriusan pembangunan tersebut dibuktikan melalui pembentukan panitia dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi Nomor: 451.i/SK.394A/Kesra.
Almarhum KH Noer Ali yang kala itu menginisiasi pembangunan kawasan tersebut, kemudian gagasan tersebut mendapat respon yang baik dari pihak pemerintah, yang kemudian menjadi titik tolak kekompakan antara Ulama dan Umaroh di Kota Bekasi. Sejak didirikan hingga saat ini semangat pembangunan Islamic Centre adalah untuk sarana syiar umat Islam.
Sependapat dengan semangat dan cita-cita tersebut, Pemerhati Peradaban Islam asal Jati Sampurna, Arsali mengatakan, fungsi Islamic Centre harus sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh para pendiri.
“Kami ingin Fungsi Islamic Centre konsisten dengan tujuan awal didirikanya, sesuai yang di cita-citakan oleh para pendiri/Founding Father. Sebagai sarana syiar dan terbuka bagi siapapun yang ingin belajar dan mengetahui ajaran Islam lebih dalam,”kata pria yang akrab disapa Ustadz Arsali kepada potretjabar.com
Ia menambahkan Islamic Centre harus menjadi ikon Keislaman masyarakat Kota Bekasi dan pusat kegiatan Umat Islam Kota Bekasi, sehingga dapat berimplikasi pada pembangunan keumatan, pendidikan, peradaban, dan perekonomian Islam.
Sudah selayaknya Islamic Centre menjadi kawasan yang dapat dijadikan pusat pelayanan Ummat.
“Kami mendorong agar Pemerintah Kota Bekasi dapat memfasilitasi dan mengundang para Tokoh Ulama yang ada di Kota Bekasi, guna merumuskan solusi terbaik dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan Islamic Centre tersebut,”ungkap Ia.
“Kami berharap ke depan kawasan tersebut dapat dikelola secara bersama-sama oleh pemerintah dan para ulama. Sehingga selain berkontribusi pada pembangunan keumatan dan syiar Islam, keberadaan kawasan tersebut juga mampu berkontribusi terhadap pendapatan daerah, serta dapat dijadikan sebagai simbol sinergitas antara Ulama dan Umaroh,”tutupnya.(Far).