Scroll Untuk Melanjutkan Membaca
Example 360x660
BEKASIEKONOMI

“Berani” Bekasi Berantas Pandemi, Mati Ekonomi?

×

“Berani” Bekasi Berantas Pandemi, Mati Ekonomi?

Sebarkan artikel ini
Pengusaha Warteg bakal gulung tikar dampak PPKM Darurat.

Lumpuhnya Ekonomi rakyat bukan hanya dirasakan para pedagang di Mall SGC, Pengusaha Warteg juga mengalami lumpuh perekonomiannya, salah satunya warteg Srimulya yang berada di jalan Pasir Gombong, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, yang mengalami omzet penjualnya merosot jauh lantaran pelan pelan ditinggal pelanggannya.

Diungkapkan oleh sang pemilik warung makan (Warteg) Srimulya, Nur Solihin, awal pandemi tahun lalu, kondisi jualannya tidak terlalu parah, hanya mengalami penurunan omset sebesar 30 persen setiap bulannya. Namun belum terkendalinya pandemi covid-19 yang hampir berjalan dua tahun tersebut, membuat Nur semakin merasa was – was bahkan bisa gunung tikar.

Example 468x60

“Adanya covid19 tahun lalu itu buat kami, bisa turun 30 persen, sekarang ditambah kebijakan baru lagi yaitu adanya PPKM level 4, usaha saya semakin sepi,”keluh Nur mengungkapkan saat diwawancara potretjabar.com Kamis, (05/08/21).

Usaha Warteg yang dimilikinya semakin hati semakin sepi semenjak adanya PPKM Level 4 tersebut, hal itu menurut dia ada tiga faktor. Pertama banyak para pekerja sudah di PHK dan diberhentikan yang membuat para pegawai tak lagi mampir ke rumah makan. Kedua, makan yang dibatasi dengan waktu hanya 20 menit. Ketiga, para pengendara motor ataupun ojek Online sudah jarang mampir ke wartegnya.

“Meskipun harganya murah karena ini warteg, tetap saja sepi, karena adanya PPKM Level 4 dan banyak pegawai pabrik langganan saya di PHK,”ujar Ia menceritakan.

Dia menuturkan bahwa kini omsetnya turun sekitar 40 hingga 50 persen. Bahkan Nur mengatakan kalau jumlah porsi lauk di etalase menu warteg dikurangi hingga setengah porsi. Selain menu Ikan dan Ayam, Menu lainnya yang masih dipertahankan oleh Nur untuk mencari rezeki.

Selain itu di Kabupaten Bekasi ada yang lebih mengenaskan, Unis Yakub (51) Seorang warga penyandang disabilitas tuna netra yang tinggal di Kampung Cikedokan RT 03 RW 011, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi mengeluhkan selama penerapan PPKM level 4 dirinya belum tersentuh Bantuan Sosial (Bansos) dari Pemerintah.

BACA JUGA :  Bak Kubangan Kerbau, Warga Minta Pembangunan Jalan Sompek Disegerakan

Unas Yakub saat ini berprofesi menjadi seorang tukang pijat, di masa pandemi omsetnya menurun secara drastis. Saat ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pria penyandang tuna netra tersebut hanya berharap dari bantuan keluarga dan warga sekitar.

“Jadi mijit selama ini, selama dari tanggal yang bulan juli itu, iya kadang-kadang mijit sehari sekali, seminggu itu kadang ga ada” ujar Unis, Jumat (06/08/21).

Ia mengaku, beberapa waktu yang lalu sempat diminta mengumpulkan data berupa foto copy KTP dan Kartu Keluarga kepada Ketua RT setempat, namun hingga saat ini namanya tak kunjung tercatat sebagai penerima bantuan sosial.

“Jadi kan disinikan yang lainkan pada dapat bantuan sosial nih pak, sementara saya sendirikan sebagai penyandang difabel tidak mendapatkan gitu pak sama orang tua saya yang sudah renta juga gak dapat pak” ungkapnya.

“Kenapa orang tua saya yang sudah renta dengan saya sendiri yang difabel gak diberi, sementara mereka yang memiliki mobil atau memiliki ini disekitar itu dapat.
Awalnya dulu mah dapet sekali, cuma pas kesini-sini gak dapet” lanjutnya.

Sementara, Unis mengungkapkan selama masa pandemi covid 19, dirinya mendapat bantuan sosial satu kali, itupun menurutnya sudah hampir setahun yang lalu.

Dirinya pun sempat mendatangi Kantor Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, guna mempertanyakan hak nya untuk mendapatkan bantuan sosial, tetapi tidak juga mendapatkan penjelasan yang menurutnya bisa menjawab pertanyaan dirinya selama ini tidak mendapatkan bantuan dari dampak PPKM.(Ade)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: POTRETJABAR.COM