BMKG : Puncak Musim Hujan di Jabar Diprediksi Januari-Februari 2020
PJ. BANDUNG –Sebagian besar wilayah Jawa Barat saat ini sudah mulai diguyur hujan dengan intensitas beragam. Masyarakat pun diimbau waspada, terlebih di beberapa lokasi sudah terjadi bencana banjir hingga longsor.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandung Toni Agus Wijaya menyatakan, puncak musim hujan di wilayah Jabar diprediksi akan terjadi pada Januari-Februari 2020. Selain curah hujan yang tinggi, angin kencang juga diprediksi bakal terjadi di sejumlah wilayah di Jabar di masa tersebut.
“Saat ini wilayah Jabar memang sudah memasuki musim hujan. Akan tetapi, hujan yang terjadi belum merata setiap hari,” ujar Toni saat ditemui usai Apel Kesiapsiagaan Bencana di Lapangan Hubdam, Jalan Mohamad Toha, Kota Bandung, dikutip dari galamedianes.com, Rabu (18/12/2019).
Diterangkan Toni, saat ini seluruh wilayah Jabar sudah memasuki musim hujan. Berdasarkan pengamatan BMKG, potensi hujan lebat sudah mulai ada. Pasalnya, karakter cuaca saat ini hujan tidak merata di semua hari.
“Tapi cenderung terkumpul di hari-hari tertentu. Seperti contoh kemarin sore hingga malam hujan sangat lebat terkumpul di satu hari tersebut dan wilayahnya cukup merata seluruh wilayah Jabar. Curah hujannya 20 milimeter per jam,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, puncak musim hujan akan terjadi di Jabar pada Januari-Februari tahun depan. Berdasarkan pengamatan BMKG, di bulan tersebut curah hujan akan jauh lebih tinggi.
“Di puncak musim hujan, curah hujan akan meningkat. Per dasarian atau 10 hari, bisa lebih dari 100 milimeter per jam. Jadi curah hujan tinggi. Kemudian ada potensi hujan lebat yang satu harinya itu bisa 50 milimeter per jam,” paparnya.
Soal kecepatan angin, juga diprediksi akan lebih kencang. Kondisi itu bisa terjadi saat adanya jeda hujan pada musim hujan.
“Misalkan sehari, dua hari cerah, hari ketiga hujan lebat. Umumnya kalau terjadi seperti itu, ada jeda hujan di musim hujan. Nah kalau hujan setelah hari sebelumnya panas, itu akan ada angin kencang. Kecepatannya bisa lebih dari 45 kilometer per jam,” jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya meminta kepada masyarakat agar lebih waspada. Dengan tingginya curah hujan dan angin kencang, potensi bencana juga diprediksi bakal terjadi, baik itu banjir hingga longsor.
“Bencana akibat air hujan ini sebenarnya bisa dikurangi. Banjir milsanya, bisa diantisipasi dengan membersihkan saluran air. Kalau longsor diantisipasi dengan mendeteksi sedini mungkin apabila ada gejala-gejala retakan tanah atau perbukitan. Sementara untuk angin kencang, bisa dimulai dari lingkungan sekitar kita. Kalau ada pohon yang terlalu rimbun, bisa kita pangkas,” tandasnya.(*)