PJ.BEKASI – Dunia pendidikan kembali dikeluhkan para wali murid. Dengan dalih tour Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Bekasi Jawa Barat mematok harga hingga jutaan. Hal itu membuat para wali murid kelimpungan mencari uang, agar anaknya bisa ikut terpaksa harus meminjam uang kepada rentenir bahkan Bank Emok.
Parahnya lagi para orang tua murid harus mengeluarkan uang sebesar Rp2,3 juta bagi yang ikut dan yang tidak ikut diwajibkan membayar Rp1 juta.
Seperti diungkapkan oleh salah satu orang tua murid Rahmat (43) yang anaknya menuntut ilmu di SMAN 1 Sukawangi. Dirinya dan para orang tua yang lainya merasa dipermainkan dalam rapat yang digelar oleh pihak sekolah belum lama ini.
Sebab, langsung mematok biaya untuk menjelang kelulusan dan tour tanpa mendengar keluh kesah dari para orang tua murid.
“Itu mah bukan musyawarah karena pihak sekolah langsung meminta anggaran Rp.2,3 juta,”katanya kepada wartawan Jumat (03/04/24).
Dirinya menilai, sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Gombang Desa Sukakerta Kecamatan Sukawangi itu sudah keterlaluan.
Bagaimana tidak, cara seperti itu sudah sangat mencekik para orang tua murid. Sebab, kata dia mayoritas para orang tua murid hanya berprofesi sebagai buruh tani yang notabene kesulitan ekonominya.
Sehingga demi menutupi pembayaran itu banyak orang tua murid yang terjebak hutang rentenir bahkan Bank emok.
“Ya ini orang tua kan cuma kuli bertani duit Rp2,3 juta itu gede dari mana kalau bukan pinjem bank emok,”kesalnya.
Ia bersama para orang tua murid lainnya meminta agar acara tour dan lain-lain nya dibatalkan saja. Karena, selain anggaran para orang tua murid khawatir diperjalanan tour ke Yogyakarta itu cukup memakan waktu yang lumayan panjang. terlebih banyak contoh kasus laka lantas bus -bus sekolah saat tour kelulusan.
“Kalau bisa mah jangan jadi uang orang tua murid balikin dan oknum gurunya di pidanakan saja supaya jera,”tutupnya.
Sementara salah satu guru wali kelas di sekolah tersebut, Gifar membenarkan adanya kegiatan tour ke Yogyakarta dengan pungutan seperti yang di sampaikan para orang tua murid.
Namun, kata dia dirinya hanya menjalankan tugas dan perintah dari para atasan di SMAN 1 Sukawangi tersebut.
“Saya hanya menjalankan perintah para pimpinan,”singkat guru yang berstatus P3K yang baru diangkat satu tahun lalu.(sar)
Tidak ada komentar